Beda Dulu Beda Sekarang

 

Beda Dulu Beda Sekarang

 

By : Firli Ardrian

 

Assalamuallaikum wr.wb.

Hallo, apa kabar semua para pembaca setia Ardrian Deary ? Semoga semua dilimpahkan Kesehatan selalu dan dalam keadaan yang baik-baik aja. Kali ini saya akan memabahas tentang perbedaan kebiasaan-kebiasaan atau setiap hal yang banyak berubah dari zaman dulu ke zaman sekarang, memang ga semua aspek bakalan saya bahas, namun paling tidak yang terlihat paling menonjol aja lah yaa, sisanya bisa kalian kembangkan sendiri dan tambahan sendiri.

Oke, yang pertama saya sampaikan adalah, tulisan ini akan dibagi dalam beberapa part/bagian, biar pembaca akan lebih mudah melihat dan membedakannya.

kedua, dalam tulisan kali ini adalah murni opini saya pribadi yang saya dapatkan dari hasil pengamatan dan pengalaman yang saya alami sendiri,yang terjadi di negeri ini, karna kalo bahas luar ngeri, bisa kepanjangan nanti dongg, jadi kayanya kali ini ga ada kata-kata tambahan dari Tuan-tuan guru para Ulama, Kyai, Ustad dan sebagainya, karna kali ini murni hanya pendapat saya pribadi, jadi mohon maaf bila ada yang tidak sepemikiran dengan saya,

ketiga, yang akan ditulis dalam artikel kali ini hanyalah banding-bandingan apa-apa saja hal yang terjadi dulu dan sekarang, lebih baik atau lebih buruknya, silahkan kembangkan sendiri, jadi seperti yang saya bilang, mungkin aja pembaca banyak yang akan kurang sependapat sama saya nantinya, but its okey, its just my opinion, kalian bebas berpendapat juga lah yaa pokoknya.

 

Baiklah, langsung kita mulai aja part pembahasan yang pertama.

Pemimpin Dulu vs Sekarang :

1.       Duluu, Bapak Presiden pertama kita, sang prolamaor, tokoh bangsa, mampu menguasai lebih dari 5 bahasa didunia yaitu Ir.H.Soekarno, ada cerita unik yang terjadi pada beliau, tepatnya tgl 18 Agustus 1945, yaitu pasca beliau dilantik jadi presiden pertama RI, kala itu pasca dilantik, beliau langsung pulang dengan berjalan kaki dan tanpa dikawal satu pengawalpun, beliau berjalan dengan penuh senyuman dan menyapa setiap oang yang berpapasan dengan beliau, lalu tiba-tiba dijalan ada tukang sate pikul berjalan menghampirinya, langsung saja Bapak Presiden kita, mengeluarkan perintah pertamanya setelah menjadi Presiden yaitu kepada tukang sate agar membuatkan sate 50 tusuk dimakan ditempat, bayangkan itulah ternyata perintah pertama beliau sebagai seorang kepala negara, lalu setelah satenya jadi, beliau jongkok dan makan sate itu dipinggir jalan dan disamping selokan sambil sesekali berbincang dengan sang pedagang sate, bayangkan, tanpa gengsi, tanpa rasa sombong, beliau makan disamping selokan pinggir jalan dan tanpa pengawal satupun yang menemani beliau.

Kira-kira niih, adakah pemimpin/pejabat negara sekarang yang sudi dan mau melakukan hal yang dilakukan oleh Bapak Ir.H.Soekarno ?? Jawabannya sudah hampir dipastikan tidak mungkin, dizaman ini jika seorang pemimpin/pejabat negara hendak mau makan siang saja, itu ga mungkin makannya Cuma di warteg sebrang kantor atau di warung makan sederhana pinggir jalan, minimal mungkin restoran mewah yang  reservasinya saja sudah 2 hari sebelumnya mungkin, dan seluruh karyawan di restoran tersebut sudah pasti akan kalang kabut mempersiapkan segalanya untuk menjamu pejabat negara yang hendak makan di restorannya, lalu apakah makannya sendirian ? sudah pasti tidak, yang mengawal nya hanya untuk makan siang saja bisa jadi lebih dari 5 orang dengan badan tegak dan tinggi serta gagah, ga mungkin dibiarkan sendirian walau hanya untuk makan siang, padahal didepan matanya banyak rakyat di negaranya yang makannya saja Cuma dua hari sekali, itupun mungkin Cuma nasi sama garem, its true story, dan memang banyak terjadi dimana-mana hingga sekarang tahun 2020.

 

2.       Duluu, wakil presiden petama kita, sang jenius, tokoh bangsa dan sederhana, yaitu Bapak Moh. Hatta, sewaktu muda pernah menginginkan sebuah sepatu merek Bally, yang kala itu memang sangat terkenal dan digemari banyak orang, mungkin kalau sekarang Adidas lah yaa, namun beliau saat itu tidak mempunyai uang untuk membelinya, alhasil beliau menggunting salah satu gambar sepatu Bally dan menyimpannya dalam sebuah halaman buku beliau, dan kita pasti tau apa yang terjadi berikutnya, yaa hingga akhir hayat beliau, beliau tidak pernah bisa mewujudkan untuk dapat membeli sepatu Bally kesukannnya itu, bahkan sejarah ini baru terungkap pasca putri beliau tidak sengaja membuka buku milik beliau yang saat itu mau dirapihkan, pasca Bung Hatta sudah meninggal dunia, bayangkan seorang wakil presiden, pejabat negara, beli sepatupun tidak pernah kesampean, beliau tidak sempat memikirkan kebutuhan dirinya sendiri guna memikirkan kebuuhan rakyatnya, semoga Allah swt melapangkan kuburnya dan dan ditempatkan dalam surganya Allah swt.

Sekarang, bagaimana kira-kira potret para petinggi negara ini ? waduhh, jangankan sepatu, bahkan sampai kaos kakinya, setelan jas nya, dasinya, itu langsung dibeli yang terbaik pake uang negara, biar semua pejabat dan petingginya semua terlihat modis dan gagah, sambil senyam senyum didepan kamera media yang siap meliput, lalu gimana keadaan rakyatnya ??? OOww tenangg, rakyatnya cuma pakai baju tambelan yang sudah robek dimana-mana, celana usang dan pakai sandal jepit, dan mungkin masih untung sandal jepit, yang nyeker pun banyakk, padahal yang menggaji para pejabat beserta setelan mewahnya adalah rakyat, logikanya kalau pejabat yang digaji rakyat bisa berpakaian mahal dan bagus, harusnya bisa dong minimal membuat rakyatnya semua punya pakaian yang bagus dan layak juga, alas kaki yang bagus,, dan lain-lain sebagainya, masa yang punya perusahaan sama karyawannya, lebih makmuran karyawannya ?? Mikir…., berarti mungkin karyawannya ada yang korupsi, uppsss 😊

 

3.        Duluu, ada tokoh kemerdekaan bangsa juga, yang menjadi Menteri Luar Negri Pertama RI, sekaligus mampu menguasai l5 bahasa asing, sosok bersahaja dan sangat cinta pada agama, yaitu H. Agus Salim, beliau saat hendak menerima amanah sebagai Mentri Luar Negeri, beliau diberi nasehat oleh Bapak Ir.H.Soekarno, yaitu “Jangan pernah mengambil dan mencuri uang rakyat, karna sesungguhnya apapun yang kita lakukan dan kerjakan sekarang, senantiasa hanya untuk memakmurkan rakyat Indonesia”, karna kata—kata sang Proklamator tersebut, H.Agus Salim, memilih untuk tinggal Bersama dengan istrinya disebuah kontrakan sederhana disebuah gang sempit, tanpa pengawalan dan tanpa fasilitas negara lainnya, rumah sederhana yang toiletnya pun kadang-kadang suka tersumbat sehingga beliau membeli pispot dan membuangnya sendiri setiap kali habis digunakan, bahkan beliau tidak ada yang namanya mobil dinas, beliau kemana-mana hanya menggunakan sebuah sepeda ontel tua yang jadi alat transportasinya, bayangkanlah, seorang Menteri tidak punya apa-apa alam hidupnya selain keluarga dan nyawanya, yang sangat takut menggunakan fasilitas negara hanya karna khawatir didalamnya ada sesuatu hak yang bukan miliknya, melainkan milik rakyat, beliau sangat sangat khawatir akan bahayanya fitnah dunia sehingga memilih dan berjuang dengan kemampuannya sendiri dan dengan usahanya sendiri.

Sekarang, Hmm kira-kira adakah Menteri di Indonesia tahun 2020 ini yang seperti almarhum H. Agus Salim ? Jawabanya suah barang pasti tidak ada, karna jangankan rumah, pribadi, begitu menjabat langsung diberikan rumah dinas yang sangat mewah dan besar, disediakan mobilnya yang sudah pasti harganya diatas 1 Milyar rupiah, disediakan pengawal kemana-mana, dicukupkan semua kebutuhan dirinya dan kebutuhan keluarganya, padahall hutang negara ribuan Trilyun rupiah, ekonomi sedang terpuruk, rakyat jangankan punya rumah, untuk mencari tempat untuk tidur saja banyak yang masih menggunakan jalanan sebagai kasurnya dan langit sebagai atapnya, dan sialnya lagi, beban hutang itu tentu akan dibebankan pada seluruh rakyat negara, jadi kalau ada yang bilang angka kemiskinan sudah menurun, mungkin dia sedang bercanda guna mengibur rakyatnya, padahal yang dimaskut angka kemiskinan turun adalah yaa iyaa turun dari ayah ke anaknya, nanti dari anak ke cucunya, lalu ke cicitnya dan seterusnya sampai 7 turunan mungkin hehe, turun kan miskinnya ?? 😊

 

 

Keadaan sosial Dulu vs Sekarang

 

1.       Duluu, mungkin jika orang tua punya anak gadis, apalagi anak satu-satunya, itu pasti akan dirawat, dijaga serta dididik dengan sangat sangat baik, dari mulai ilmu agama hingga ilmu dunia, dan jika ada anak laki-laki yang mencoba mendekatinya, sang Bapak mungkin akan langsung melotot sambiil berkata, “apa kau mau dekat-dekat anakku ? kalau kau punya nyali sana datangi bapakmu dan suruh datang kemari buat menikahkan kau dengan anakku”, tegas dan jelas, tanpa basa basi.

Sekarang, zaman sudah sangat berubah, kini kalau punya anak gadis, sudah 7 malam minggu ga ada laki yang menengoknya ke rumah, ini ibu nya malah yang pusing, bingung 7 keliling, salah apaa ini anakku sampai-sampai tak ada laki yang mau ngapelin anak gadisnya, dan begitu ada laki yang ngapel kerumah dan mau ngajak anak gadisnya keluyuran berduaan malam-malam gajelas entah kemana, itu Bapak Ibunya girang bukan main, langsung diizinkan saja pergi bahkan tanpa sempat ditanya mau kemana malam-malam begini ?, dan setelah anaknya pergi, si Bapaknya lanjut lagi baca Al Quran, gimana coba itu ?? Kan dunia terbalik banget namanya hehe, itu ibarat seseorang dengan santainya mengira sedang berjalan menuju surga, tapi teryata itu adalah jalan menuju ke neraka Jahanam.

 

2.       Duluu, mungkin jika ada wanita yang disuruh ngomong diatas panggung dihadapan laki-laki semua, itu minimal pasti akan malu dan cenderung menolak untuk melakukannya, dan juga mungkin duluu, walaupun tujunnya benar, seorang wanita yang belum menikah, membaca Al Quran dan didengarkan oleh laki-laki, itu bisa malu juga, karna tau kalau suara wanita termasuk dari pada aurat.

Sekarang, bagaimana sekarang ? lihatlah bagaimana wanita-wanita berpakaian minim bahkan setengah telanjang bergoyang-goyang sambil menyanyi dihadapan laki-laki dan juga disorot live oleh media yang menyiarkan, bahkan bukan Cuma di TV , di sebuah aplikasi bernama TOK TOK juga tidak kalah brutal aksinya, dan lebih ironi lagi,banyak loo wanita muslim yang  berhijab yang bergoyang-goyang diiringi oleh irama music dan yang menyaksikan udah rata-rata laki semua, mungkin untuk pembahasan soal ini, lebih jauhnya bisa baca tulisan saya di blog ini dengan judul Malu Tapi Nafsu, namun kesimpulannya tetaplah sama, yaitu rasa Malu sudah hilang dari hati sebagian kaum muslim dan Muslimah di negeri kita tercinta ini.

 

3.       Duluu, di Indonesia ini diatur dalam UUD 1945, bahwa negara menjamin dan melindung itiap-tiap warga negaranya menjalankan keyakinannya masing-masing, di Indonesia sendiri, banyak orang sejak dahulu itu wanitanya pakai hijab Panjang dan cadar, yang laki-laki pakai gamis dan sorban, atau pakai celana cingkrang, dan sejah dahulu hal-hal seperti itu tidak pernah ada masalah, karna itu adalah perintah yang tertulis dalam Al Quran dan di sunnahkan oleh Baginda Nabi Muhammad saw, dan negara melindungi sepeuhnya hak-hak itu.

Sekarang, entah dari mana mulainya, mungkin sejak beberapa tahun blakangan, orang-orang Islam yang menjalankan 100% perintah agamanya, dibilang radikal, intolerant, dan pemecah belah bangsa, pakai cadar, pakai gamis, pakai sorban  dibilang calon teroris, jangan bawa-bawa budaya Arab ke Indonesia, kita ini budaya Nusantara, looh kok jadi gini ? sejak kapan cadar, gamis dan sorban adalah budaya Arab ? sejak kapan sesama muslim yang menasehati temannya sesama muslim untuk lebih taat pada agamanya malah dibilang menyebarkan faham radikal ? bahkan ada yang langsungg ditahan.  Dan lucunya itu semua teradi hanya berlaku untuk orang-orang islam saja, agama lain tentu tidak, ini apa yang salah ? kenapa semua bisa begini ?apa sebabnya ? Mungkin sebabnya karna dulu kita terlalu sering melihat kebawah gorong-gorong sehingga tidak bisa melihat indahnya awan dan langit 😊

 

4.       Duluu, kalau ada orang menistakan agama, mengina Tuhan, Menghina Nabi, itu udah pasti langsung diciduk dan dipenjarakan minimal 5 tahun, tanpa pandang bulu siapa orangnya.

Sekarang, penista agama semakin hari semakin bertebaran dan semakin keterlaluan saja aksinya, mereka terus bermunculan seolah kebal akan hukum, lalu andaikan ada sesekali yang tertangkap, hanya tinngal minta maaf, buat alibi khilaf dan lain-lain, lalu ttd diatas matrai 6000 lalu hidupnya Kembali normal seperti biasa, inilah yang membuat penista agama cepat berkembang biaknya semakin hari dan semakin keterlaluan pastinya.

 

 

Torelansi  Ber Agama Dulu vs Sekarang

 

1.       Duluu, kita semua ummat beragama di Indonesia, bebas menjalankan ibadahnya masing-masing ditempat ibadahnya masing-masing tanpa ada yang mempermasalahkan sedikitpun, karna “bagimu agamamu dan bagiku agamaku”, tanpa ada yang teriak-teriak tolreansi toleransi, kita sudah menjalankannya sejak dahulu kala bahkan sebelum merdeka.

Sekarang, lucu sekali, tepat tahun lalu 2019, tepat saat sedang peryaan Natal di sebuah Gereja di Jawa Timur, ada loo santri-santri dibawa dari pesantren buat mengahdiri misa Natal di Gereja, dan didalam gereja dihadapan saudara-saudara ummat Kristiani, mereka membacakan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad saw, dan mereka semua mengatasnamakan itu sebagai wujud toleranis beragama di Indonesia, alaahh mak, ini siapa yang ngajarin yaah ? Mungkin ga pernah terfikirkan oleh para Ulama dan tokoh agama kita terdahulu dahulu seperti K.H Hasyim Asyari, K.H Ahmad Dahlan, Muhammad Natsir, dll, akan terjadi hal-hal seperti demikian, dan itulah yang namanya tolrenasi kebablasan, heyy mereka saudara-saudara kita ummat Kristiani, mereka tidak mengakui Rasulallah saw, buat apa kalian itu bersholawatan di hadadapan mereka semua ?  mereka ga mengakui nabi kita, dunia kebablasan ini namanya.

Bahkan mungkin saja nanti dimasa depan menurut Tuan Guru K.H.Tengku Zulkarnain, “Bisa saja nanti Khotib sholat Jumat diisi sama pendeta dan ibadah minggu di gereja diisi sama Ustad”

Kenapa tidak ? Ulama-ulama terdahulu juga dulu ga ada yang akan ngira ada ummat Islam sholawatan di gereja di malam natal dihadapan ummat kristiani.

 

2.       Duluu, Ketika tiba hari raya suatu ummat beragama di Indonesia, ummat Muslim ga masalah tidak mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristen, dan orang Kristen pun tidak ada yang tersinggung dengan Tindakan tersebut, semua bebas menjalankan hari rayanya masing-masing tanpa ada diskriminasi, dan itulah wujud toleranis yang sebenar-benarnya.

Sekarang, Ketika ada muslim yang tidak mengucapkan selamat Natal kepada ummat Kristiani, akan langsung dilebeli sebagai intolerant, padahal ummat Kristen pun tidak mempermasalahkan masalah itu, mereka tau karna bagi Ummat Muslim mengucapkan slamat Natal dapat menggangu keimanan sebagai seorang muslim, saya bisa bicara begini karna ada faktanya, saya punya beberapa kawan juga yang non muslim, dan mereka ga pernah memepermasalahkan hal tersebut.

Ini kan seolah-olah ada yang mau merusak akidah ummat muslim dari dalam dengan mengatasnamakan toleransi dongg, ada apa ini ? dan kenapa banyak juga ummat muslim yang termakan isu seperti ini, mungkinkah ngajinya kurang ? atau imannya yang telah mereka gadai ?

 

 

Baiklah, sekian dulu tulisan saya kali ini, masih banyak memang yang belum dibahas sepenuhnya, Cuma seperti yang saya bilang di awal, kalian bisa mengembangkan dan menambahkan sendiri point-point apa yang sekiranya perlu diperhatikan, jadi kesimpulannya banyak yang berubah dari negara kita dari Dulu hingga Sekarang, dan kebanyakan perubahan itu malah condong kurang baik, dan sudah tugas kita sebagai anak bangsa untuk memperbaikinya, semoga kita semua nanti kedepannya mampu untuk merubah negeri ini agar jadi lebih baik lagi, Aamiin

 

Lebih kurangnya saya mohon maaf, Assalamuallaikum wr.wb.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serba Serbi Daun Kelor

The True Nutritionist

Memory's