Serba Serbi Daun Kelor

Assalamuallaikum wr.wb

Apa kabar teman-teman semuanya ? Semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah swt. 

Kayanya udah lama kita ga ngebahas masalah tentang Gizi yaah, masa iya saya sebagai Nutritionist tapi ga pernah lagi sih ngomongin seputar Gizi ? Apalagi nampaknya ada peristiwa yg perlu dibahas akhir-akhir ini, so ? Apaan tuh yg perlu dibahas ? Yapp apalagi kalau bukan tentang daun kelor

Jadi, setelah ramai perbincangan tentang rencana Pemerintah buat ngeganti menu Susu di program makan siang bergizi degan telur dan daun kelor, itu banyak masyarakat disebagian wilayah, terutama yang tinggal di pedesaan dan agak pelosok, itu banyak banget yang kaget dengan wacana tersebut, kenapa tuh emang sama daun kelor ? Apa salahnya ? 

Oke, untuk itulah tulisan ini saya buat, untuk membahas ada apa dengan daun kelor ? Dan kenapa banyak masyarakat Indonesia yang masih enggan buat mengkonsumsinya, yuu langsung aja kita bahas.....


Jadi, daun kelor sendiri adalah termasuk dalam tumbuhan yang memang dapat dikonsumsi, dan untuk per 100 gr nya itu kalorinya termasuk rendah yaitu cuma sekitar 40 kkal, dan yang lebih mengesankannya lagi, daun kelor ini ternyata punya kandungan Gizi yg lumayan over power juga loo, diantaranya adalah tinggi zat besi, sebagai perbandingan, mari kita bandingin kandungan zat besi pada bayam dan juga sama daun kelor, jadi 100 gr bayam hanya mengandung 3,5 mg zat besi, sedangkan 100 gr daun kelor itu mengandung sekitar 28-29 mg zat besi, hebat bukan ? Padahal selama ini kita mengira bahwa bayam lah sayuran paling tinggi zat besi. Dalam hal ini menunjukan 100 gr daun kelor telah memenuhi kebutuhan 50% lebih kandungan zat besi harian pada orang dewasa, dimana kebutuhan zat besi harian orang dewasa adalah sekitar 45 gr/hari maximal.

Luar biasa bukan si daun kelor ini ? Belum lagi kandungan gizi mikro lainnya yg juga terkandung dalan daun kelor diantaranya ada Asam Folat, Kalisum, Kalium, Magnesium, Vitamin C, A dan B kompleks, sangat cocok dan bagus untuk dikonsumsi oleh kaum-kaum yg rentan terkena penyakit Anemia, diantaranya adalah remaja putri, wanita usia subur dan wanita yg sedang hamil, karna mereka membutuhkan cukup kandungan zat besi dan folat setiap harinya.

Lalu, kenapa banyak masyarakat Indonesia disebagian daerah yg kaget dengan wacana Pemerintah yg akan mengganti susu dengan daun kelor disebagian wilayah yg memang sulit didapatkan prodak susu susuan ?

Jawabannya adalah, kembali ke masa dimana saya masih kuliah semester 1, di awal-awal kuliah dulu, disemester 1 ini ada mata kuliah namanya Sosoiologi dan Antropologi Gizi, dimata kuliah ini kita belajar yg namanya Tabu terkait gizi didalam masyarakat, dan pada akhirnya terjadilah sebuah pandemi gizi di sekitar masyarakat tersebut, dikarnakan oleh perasaan Tabu pada sebuah makanan/bahan makanan yg mereka pegang erat sejak zaman nenek moyang. Dalan hal ini adalah daun kelor, mungkin banyak dari kita sudah mengetahui bahwa daun kelor itu banyak digunakan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya mungkin di pulau Jawa, sebagai penangkal dari gangguan mahluk halus, atau untuk menyadarkan orang yang kerasukan, ataupun untuk menghilangkan susuk dalam diri seseorang, oleh karna itu banyak masyarakat di Indoensia menganggap daun kelor ini semacam daun pusaka yg sudah digunakan sejak dahulu kala untuk hal-hal tersebut tadi, alhasil jika tiba-tiba saat ini Pemerintah berencana memanfaatkan daun kelor sebagai sayuran untuk pelengkap Program makan siang bergizi untuk anak-anak tentu akan banyak masayarakat/orangtua di Indonesia yg kaget dan enggan untuk mengkonsumsinya/diberikan kepada anaknya. Padahal yang mereka tidak tau adalah betapa hebatnya kandungan gizi yang terdapat pada daun kelor ini.

Dan juga sebagai tambahan, sedikit bercerita tanpa bermaskut untuk pamer, bertahun-tahun yang lalu, saat saya masih kuliah semester 4, dan disana ada praktek mata kuliah namanya Teknologi Pangan, jauh sebelum daun kelor ini ramai dibicarakan karna kandungan gizinya, sebelum kelor memperoleh popularitas kaya sekarang, saya sudah melakukan riset penelitian mandiri terlebih dahulu terhadap daun kelor dan mengaplikasikannya dengan cara membuat saat itu kue cubit daun kelor, karna dizaman itu sedang viral kue cubit rasa greentea, lalu saya membuat variasi terobosan yg unik dan berbeda yaitu kue cubit dengan tambahan bubuk daun kelor kedalam adonannya, untuk memfortifikasi kue cubit agar lebih punya nilai Gizi, namun saya ingat sekali pada saat itu, ketika adonan sudah siap, lalu saya meminta tolong buatkan kue cubit saya ini pada pedangang kue cubit didekat rumah, dan ketika dia tau kalau kue cubit saya ini adalah kue cubit daun kelor, si bapak penjualnya ini yg sepertinya kalau dilihat dari logat bicaranya, beliau berasal dari Jawa Barat, langsung takut dan ga berani buat masakin kue cubit daun kelor saya, si bapak benar-benar takut dan ga berani karna Tabu tentang daun kelor yang saya sebutkan diatas tadi, alhasil setelah saya iming-imingi uang lebih dan saya beli dagangan kue cubitnya juga, barulah beliau mau membuatkan kue cubit daun kelor saya di cetakan miliknya. Dan saya ingat betul, zaman itu saat saya kenalkan kue cubit daun kelor saya ke dosen saya waktu itu, beliau juga merasa aneh dan ga yakin tentang hasil kerja saya ini, karna dianggap agak aneh dan malah dibilang bercanda, saat itu saya pun ga banyak bicara karna saya juga saat itu saya kurang berani buat membantah dosen yg secara disiplin ilmu jauh diatas saya, karna memang tidak ada perjuangan yang mudah :)

Lalu bertahun-tahun setelah kejadian tersebut, saya lulus kuliah, lalu tiba-tiba ramai tentang daun kelor dengan segudang kandungan gizi nya yg luar biasa, dan sampai akhirnya mau dijadikan sayuran pengganti susu dalam progran makan siang gratis, saat mendegarnya saya cuma bisa tersenyum-senyum bahagia sendiri, karna paling tidak saya yang ga pinter ini, sudah pernah meneliti dan membuat daun kelor bisa diterima oleh masyarakat luas pada saat itu, jauh sebelum daun kelor memiliki panggungnya sendiri dibidang gizi pada saat ini.

Lalu balik lagi ke titik permasalahannya sekarang, adalah tugas pemerintah untuk lebih mengkampanyekan/mensosialisasikan daun kelor ini kepada masyarakat luas, karna diluar sana masih banyak masyarakat Indonesia yang Tabu dengan daun kelor apalagi untuk mengkonsumsinya, ini adalah tugas kita bersama untuk mengkampanyekan bahwa daun kelor adalah sayuran yg bermanfaat dan kaya akan gizi, serta sangat bagus dalam mencegah penyakit Anemia, apalagi ditambah Pemerintah juga sedang galak-galaknya dalam memerangi Stunting di negeri ini, oleh karna itu daun kelor bisa dijadikan opsi untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan folat bagi ibu yang sedang hamil agar kebutuhan janinnya terpenuhi dan mencegah terjadinya Syunting pada anak..

Baiklah, sekian dulu tulisan saya kali ini, semoga ada manfaatnya buat teman-teman, mohon maaf bila ada kata-kata atau kalimat yg salah maupun tidak sesuai, saya yang miskin ilmu ini hanya bisa mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya, dan sampai ketemu di tulisan saya berikutnya yaah, Terima kasih, Assalamuallaikum wr.wb



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The True Nutritionist

Memory's