The True Nutritionist

 The True Nutritionist


By Firli Ardrian


Assalamuallaikum wr.wb

Udah lama sepertinya saya ga menyapa teman-teman semua dalam tulisan saya, maaf yaah belakangan memang saya pribadi disibukan sama urusan kerja sampe melupakan hoby utama saya sejak kecil ini, yaitu menulis tentang banayak hal. 

Baiklah, tulisan kali ini sesuai judulnya, yaitu The True Nutritionist, atau Ahli Gizi sejati, yang dimana tulisan ini bisa tercipta karna berapa minggu belakangan ini, banyak banget junior2 waktu dikampus maupun beberapa kawan sejawat yang nanya, “Fir, gimana rasanya kerja di Rumah Sakit ? Apa nih pengalaman baru yang lu dapet di Rumah Sakit ? ada info apa yang lu dapet selama kerja di Rumah sakit ? atau sekedar dapat gebetan ga selama lu keja di Rumah Sakit ? hehe”, yapp dari ke semua pertanyaan-pertanyaan itu, saya menyimpulkan buat bikin tulisan ini, untuk sekedar berbagi pengalaman dan uneg-uneg tentang semua yang di rasa selama kerja di RS, dan seperti biasa, yang harus diperhatikan dan diingat adalah, tulisan ini hanyalah opini dari pengalaman yang saya alami, ga bermaksut menyinggung seseorang ataupun kelompok tertentu, hanya murni berbagi informasi sekalian curhat aja, hehe. Oke kalo begitu , kita mulai aja pembahasannya…

Jadi, saya sendiri bekerja di sebuah Rumah Sakit di daerah kabupaten Sukabumi, (silahkan tebak-tebak sendiri aja), dan ini pertama kali pengalaman saya tinggal di kost dan jauh dari orang tua, karna dari zaman sekolah dulu, bahkan sampe kuliah, selalu pulang pergi dan ga pernah namanya ngekost, jadi this is my first time, jadi Ahli Gizi di Instansi Kesehatan kaya di Rumah sakit maupun Puskesmas, itu susah susah gampang dan seru seru asik, disatu sisi saya pribadi yang memang suka pekerjaan langsung ke lapangan dan bertemu-orang-orang yang membutuhkan, itu kerja di RS bisa jadi hal yang sangat indah dan menyenangkan, namun disatu sisi lagi, buat orang berjiwa mellow kaya saya, itu bisa jadi guncangan hati yang berat setiap harinya, karna ada moment-moment saat bertemu pasien yang membuat saya jadi haru dan sedih ketika harus menggali informasi dari si pasien tersebut guna mendapatkan Diagnosa Gizi, oleh karna itu saya dari awal masuk kerja, udah langsung start mencari-cari masalah apa yang terjadi di masyarakat kita yang mungkin sepele, namun berdampak besar bagi Kesehatan, ahirnya berkat motivasi itu, setiap menemukan hal baru seputar Gizi, saya suka nulis di sosmed untuk berbagi sama teman-teman sejawat dan orang-orang yang mungkin belum tau, saya ambil contoh tentang masalah penyakit lambung, yang saya menyebutnya sebagai The New Silent Killer menggantikan Hipertensi, loh kok begitu ? jelas, karna fakta dilapangan, penyakit Lambung sering dianggap sebelah mata dan sepele, lalu tiba2 end, saya pernah dalam satu hari mendapatkan satu bangsal RS semua dengan Diagnosa penyakit Lambung, dan hal seperti itu terjadi berulang dan sering, lalu ajaibnya rata-rata jawaban/alasan pasien Lambung kenapa bisa sampe mask RS adalah telat makan dan sekalinya makan lansgung makan pedas, itu semua jawabannya kurang lebih sama kaya gitu, berarti ini gawat dong ? butuh sosisalisasi khusus terkait masalah Lambung ini, karna sering dianggap sepele dan ga berbahaya.

Akhirnya hal-hal seperti itulah yang memotivasi saya untuk jadi lebih baik lagi dan lagi setiap harinya, indah bro/sis, ngeliat senyuman pasien kita sambil mereka bilang terima kasih ke kita karna saran dan konsultasi gizi dari kita yang Inn sya Allah bisa merubah hidupnya kedepan nanti.

Saya jadi inget dulu, waktu zaman kuliah, salah satu dosen pernah bilang  bahwa Ahli Gizi itu adalah salah satu pekerjaan yang sangat sangat penting didunia ini, kenapa ? Karna manusia pasti makan dan rata-rata penyakit bisa terjadi pada seseorang yaa karna makanan yang dikonsumsi setiap harinya/kebiasaan makannya, jadi Gizi itu bisa merubah dunia, kata dosen saya saat itu. Waktu itu saya nganggepnya yaa beliau ngomong begitu karna bangga aja sama profesinya dan mau memotivasi kita sebagai mahasiswa gizi yang baru terjun supaya dapet gambaran kedepannya, tapi ternyata sekarang, hal yang dulu Cuma saya anggap kiasan, dilapangan memang terjadi sepenuhnya, bukan Cuma soal apa makanan yang dikonsumsi, namun dengan siapa mereka bergaul dan curhat, itu bisa jadi memperparah suatu penyakit masalah Gizi yang mereka derita.

Sebagai contoh yang juga pernah saya share di sosmed, ada seorang penderita Diabetes yang salah dari dirinya adalah, terlalu mudah mendengarkan orang lain tanpa tau dasar ilmunya, dia terlalu mudah mendengarkan omongan tetangga yang bilang orang Diabetes ga boleh makan ini lah, makan itu lah, nanti bisa tambah parah lah, alhasil dia malah ga makan-makan dan bingung mau makan apa, dan terjadilah Hipoglikemik yang hampir malah merenggut nyawanya. 

Dan hal-hal seperti itulah yang sering terjadi dilapangan dan saya/kita sebagai Ahli Gizi harus bisa memerangi dan mencegah supaya dikemudian hari ga ada lagi hal-hal macam tuu, mangkanya setiap kali mau Edukasi atau Konseling Gizi, saya selalu memperkanalkan diri bahwa saya Ahli Gizi, kenapa ? Supaya mereka tau kalo kita ini ada dan ga ragu untuk berkonsultasi dengan kita, karna biasanya yang mereka tau apalagi, mohon maaf sebelumnya, buat orang-orang menengah kebawah, yang mereka tau Cuma Dokter, asal ada yang dateng meriksa mereka ataupun ngasih pengarahan/edukasi, dibilangnya Dokter, seolah ga ada profesi lain di Rumah Sakit, jadi pertama yang harus dan wajib dilakukan adalah perkenalan diri, sepele bukan ? Namun Inn sya Allah akan berdampak besar kedepannya, dan pasien akan tau, kemana mereka harus pergi disaat mau berkonsultasi perihal masalah Gizi.

Dan memang benar juga adanya, dulu zaman kuliah dosen selalu bilang, nanti di Rumah Sakit, paling tidak  kuasai 4 penyakit ini, yaitu : Diabetes, Hiprtensi/Jantung, Dislipidemia, dan Obesitas. Dan memang benar adanya, pasien Rumah Sakit rata-rata itu yang diderita, dan kalau boleh menambahkan, mungkin Lambung dan Gizi buruk pada anak sebagai pelengkapnya. Namun yang jadi perbedaan di Rumah Sakit tempat saya bekerja dengan Rumah Sakit tempat saya pkl dulu zaman kuliah adalah letak geografis, dimana zaman pkl, RS nya ada ditengah kota besar, sedangkan RS tempat saya bekerja sekarang adanya di suatu wilayah yang bukan ditengah kota besar, lalu masalahnya apa ? Masalahnya ada pada domain, orang-orang kota mungkin faham dengan apa yang mereka makan, dan cicle nya pun juga orang-orang yang faham dengan resiko yang akan terjadi kalo kebanyakan makan sesuatu, hanya saja mereka suka masa bodo, yang penting nikmat, maka domainnya rata-rata ada pada Intake, sedangkan orang-orang didesa yang cenderung jauh dari kota-kota besar, selain Intake, masalah terbesar mereka adalah Behavior, atau jelasnya adalah lingkungan dan kepercayaan setempat, contohnya yaa kaya tadi itu, ketimbang berkonsultasi dengan Ahli Gizi, mereka lebih hoby dengerin omongan tetangga yang ga ada dasar ilmunya, belum lagi kepercayaan adat yang misalkan melarang ibu hamil makan ikan lah, makan yang amis-amis lah, alhasil waktu lahir bayinya Gizi kurang.

Dan hal-hal itulah yang saya syukuri banget, alasan kenapa Allah swt memberikan saya pekerjaan pertama sebagai Ahli Gizi Rumah Sakit yang Rumah Sakitnya bukan berada di Kota-kota besar, karna yaa itu tadi, dibawah banyak masalah Gizi yang jauh lebih mengagetkan dari segi sebab-sebabnya, dan mereka-meeka itu, andai kita ga mau turun langsung kelapangan dan mencari tau, maka selamanya mereka ga akan pernah tau dan faham dengan apa yang mereka alami.

Dan sejauh ini, Alhamdulillah saya benar-benar menjadikan moment yang terjadi dalam hiup saya sekarang, sebagai moment perubahan terutama dalam disiplin ilmu saya yaitu Ilmu Gizi, bahwa banyak banget loo hal-hal seputaran Gizi yang bisa kita gali dan temukan diluar sana, seandainya kita mau untuk mencari tau, so, kita diamanahkan oleh Allah swt pekerjaan di Instansi Kesehatan seperti Rumah Sakit/Puskesmas, dan lain-lain, harusnya itu bisa jadi moment kita berlomba-lomba dalam kebaikan, sayang banget kalo kita kerja di RS ataupun Pusksemas, atau Kementrian Kesehatan misalkan, tapi setiap hari Cuma untuk foto-foto ditempat kerja lah, bikin story di Lorong Rumah Sakit dan di upload di Instagram lah, atau bikin video Tik Tok saat lagi Tindakan, kalau sesekali its okey lah, kalo setap hari ? Harusnya dengan pekerjaan kita ini, kita bisa jadi manusia yang lebih bermanfaat setiap harinya, ini malah jadi seolah sia-sia, karna Cuma unuk pamer di sosmed, buat apa kita  kuliah bertahun-tahun dengan biaya yang ga sedikit ?? Harusnya itu bisa membuat kita lebih tinggi derajatnya dengan Ilmu, malah menjadi kurang manfaat dan berkesan dalam bekerja, so come on, pekerjaan kita sebagai tenaga Kesehatan, itu bukan pekerjaan yang biasa-biasa aja, itu pekerjaan yang luar biasa, yang kita temui setiap hari udah pasti adalah orang-orang yang bener-benar membutuhkan peran kita, jadi sayang banget kalo moment itu kita lewati  gitu aja tanpa ada gregetnya hanya karna mau exist di sosmed.

Bagian terakhir, kesimpulan dari tulisan ini adalah, untuk semua tenaga Kesehatan, terutama dalam hal ini adalah Gizi, yuu, diluar sana banyak banget moment dimana kita mampu untuk berbuat lebih banyak dan lebih bijak, menambah ilmu dan pengalaman kita setiap harinya, so, lakukan dengan sepenuh hati, maka hati kita akan menemukan gimana nyamannya.

Oke, sekian dulu tulisan kali ini, mohon maaf bila ada salah-salah kata dalam penulisan ini, seperi yang diawal saya katakan, ini hanya opini pribadi, bukan bermaksut menyinggung seseorang maupun kelompok. Semoga kita bisa bertemu lagi dalam tulisan-tulisan saya kedepannya yaah, Aamiin.

Assalamuallaikum wr,wb.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serba Serbi Daun Kelor

Memory's