Ogahh Ahh Berpolitik... ?
Ogah Ahh Berpolitik….
By : Firli Ardrian
Politik, mungkin pembahasan kali ini bisa membuat sebagian orang yang nanti membaca artikel ini agak pada sensi, karna kalo udah bahas politik, biasanya kental dengan nuansa perdebatan, adu argument, dan saling serang satu sama lain, dan ga jarang bisa sampe bermusuhan didunia nyata Cuma gara-gara beda pilihan Politik.
Oh hiya sebelum lanjut lebih jauh, saya mau menyampaikan bahwa mulai sekarang termasuk postingan ini, saya akan merubah gaya bicara yang semulanya dengan menggunakan elu dan gw, saat menyampaikan pesan, menjadi saya dan anda, kana ternyata banyak masukan dari kawan-kawan di WA, katanya biar lebih elegant lah, biar lebih sopan lah, bahkan ada yang bilang biar lebih berwibawa aja, but its okey, apapun alasannya kayanya itu memang perlu, jadi mulai sekarang saya akan merubah gaya bahasa dan penulisan dengan menggunakan kalimat Saya dan Anda, TOK TOK TOK, Saahh.
Oke balik lagi ke bahasan kali ini yaitu tentang Politik, namun sesuai judulnya “OGAH AHH BERPOLITIK…”, jadi maksut dari kalimat itu adalah banyak orang di negara kita tercinta ini yaitu Indonesia, berkata demikian karna mereka fikir Politik itu isinya perebutan kekuasaan, main gontok-gontokan di TV dalam membela junjungannya, adu mulutt dimana-mana, dan lain sebagainya, alhasil dalam Pilpres 2019 kemarin saja, menurut survey LSI ada 19,4% rakyat Indonesia yang memilih untuk Golput, alias tidak mengeluarkan hak memilih, tentu kalau dibandingkan dengan 260 Juta jumlah rakyat Indonesia, persentase 19,4% bukanlah angka yang sedikit, berapa puluh juta rakyat kita yang memilih untuk tidak memilih ? Dan rata-rata yang saya temui dilapangan, banyak diantara mereka yang berkata “Siapapun nanti yang menang, kita bakalan tetap ga sejahtera juga lahh, dari dulu ganti-ganti pemimpin, yaa masih gini-gini aja keadaann kita rakyat kecil, Cuma janjinya doang waktu kampanye pada manis- manis banget”.
Nahh, melalui tulisan ini saya akan berusaha membuka mata anda-anda semua yang membaca, lebih khususnya lagi ummat muslim di Indonesia, kenapa sih kita harus berpolitik, mau ga mau,dan suka ga suka ? Karna seperti biasa saya mengatakan bahwa tulisan-tulisan saya selalu lengket dengan nilai-nilai agama, tentunya dengan kutipan-kutipan dan sumber dari tokoh-tokoh Agama/Ulama kita di Indonesia ini, karna kalau Cuma dari mulut saya, apalah saya yang Cuma semut di sebuah gurun pasir ilmu pengetahuan dunia, ga ada hebatnya sama sekali. Baiklah, langsung aja kita mulai bedah faktanya seputar Politik ini…
Untuk kalimat pembuka, saya akan mengutip salah satu kalimat bertuah dari Tokoh bangsa sekaligus Ulama besar di Indonesia ini yaitu alm Tuan Guru Muhammad Natsir, beliau berkata, “Islam beribadah itu akan dibiarkan, Islam berekonomi akan diawasi, Islam berpolitik itu akan dicabut seakar-akarnya”. Dari kalimat beliau ini, bisa kita simpulkan bahwa betapa khawatirnya mereka yang tidak suka jika islam ini maju, islam ini bangkit dan islam ini unggul, mereka yang tidak suka ini akan senenantiasa untuk selalu menenggelamkan setiap kali ada pemikiran-pemikiran Islam dalam dunia Politik di Indonesia, kalau dizaman sekarang ini, mereka sewa Buzzer-buzzer murahan untuk terus menyudutkan Islam lewat media social, maupun station TV di Indonesia, sehingga munculah kalimat-kalimat yang sudah tidak asing lagi kita dengar, mereka sebut para Ulama kita dan ummat Islam yang sering bicara tentang agama, dengan sebutan Kadrun alias kadal gurun, lalu ada juga hamba Arab karna selalu saja ke Arab-Araban, dan lain-lain sebagainya, kenapa mereka sangat sangat takut jika Islam berpolitik ? Jawabannya adalah sejak zaman Rasulallah saw, hingga zaman para sahabat, lalu diteruskan ke Dinasty Abbasiah, Ummayah, hingga Turkey Ustmany , saat Islam berpolitik, ga ada satu bangsa manapun yang bisa menggoyahkan kekuatan Ummat Islam, karna disaat Islam berpolitik, dimana Khilafah berdiri, keadilan dan kesejahteraan bisa ditegakkan, bahkan hingga ke ummat agama lain bisa pula merasakannya, dan saat itu terjadi semua ummat muslim didunia berada dalam satu panji komando dalam menghadapi segala macam hal yang coba merusak, bukalah buku sejarah bagaimana takutnya bangsa-bangsa Barat pada saat itu terhadap ummat Islam saat kita bersatu, ga pernah mereka mampu mengalahkan kita dalam banyak peperengan dari mulai yang angkat senjata hingga yang adu ilmu Ulama vs Pendeta saat itu, jawabannya karna apa ? karna Al Quran, kitab suci yang diturunkan sebagai pedoman hidup seluruh mahluk didunia ini dan tidak ada kebohongan sedikitpun didalamnya.
Ahhh itu kan cerita lama, lalu gimana dengan hari ini ? Kok Islam dalam berpolitik selalu KO, bahkan di Indonesia sendiri yang mayoritas agamanya adalah Islam, yang sering menang dan yang saat ini berkuasa, kok bukan partai Islam ? Jawabannya adalah balik lagi ke atas, banyak orang-orang tertentu yang sangat takut dan tidak ingin Islam ini bangkit di Indonesia, mungkin sebagian dari anda-anda para pembaca yang sudah baca tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Katakan Tidak Pada Khilafah ?”, tentu bisa langsung menebak kemana maksutnya, bagaimana ummat Islam yang rajin bicara tentang syariat, yang saling memberi nasihat seputar agama, langsung dilebeli radikal, pemecah belah bangsa, intolerant, anti Pancasila, kadrun, dan sebagainya, lansung siang dan malam diserang Buzzer-buzzer bayarannya, pokoknya jangan pernah ada panggung untuk Islam berpolitik di Indonesia ini, dan memang dari yang saya amati, ada 2 cara bagaimana mereka ingin mencabut Islam dari Panggung Politik di Indonesia, kurang lebihnya :
1. Secara langsung, mereka menggunakan Politikus-politikus yang memang anti Islam untuk bicara dengan bahasa-bahasa manisnya seputar bahayanya kalau Islam ditegakkan, bahayanya kalau Khilafah ditegakkan di Indonesia, pentingnya toleransi, pentingnya meninggikan Paancasila yang sudah final ga bisa di ganggu gugat di Indonesia, dan sejenisnya lah, yang seolah-olah Islam nih bisa bahaya banget kalau sampe punya kekuasaan, tentunya dengan disokong media-media yang nampaknya memang dipersiapkan untuk itu semua, dan mereka ini yang bicara gelarnya Dr atau Prof pastinya, biar omongannya didengar rakyat dan rakyat yang awam akan langsung terkesima dan mengiyakan omongan-omongan mereka yang sebenarnya adalah racun yang mereka balut dengan kalimat-kalimat manis. Namun, cara ini kurang efektif jika yang nonton dan dengar adalah orang-orang yang sudah mulai faham nilai-nilai agama Cuma masih belum terlalu dalam mempelajarinya, kaya saya gini contohnya hehe, alhasil mereka menggunakan cara ke 2, yaitu …
2. Secara ga langsung, caranya ? Pake orang-orang Islam yang dihatinya ada sifat munafik, karna sejak zaman Nabi pun orang-orang munafik sudah ada, zaman Rasulallah saw saja ada 30% munafik menurut Tuan Guru KH Tengku Zulkarnain, nahh orang-orang munafik ini yang dijadikan senjata buat menghancurkan islam dari dalam, mereka pakaikan peci, pakaikan sorban, pakaikan gamis, undang ke sebuah acara di TV, kasih panggung, suruh ngomong tentang agama yang tentunya sudah di request apa-apa saja materinya, padahal ga jelas gelarnya apa ? dimana dia menempuh Pendidikan agama ? siapa gurunya ? dimana tempat tinggalnya ? gajelas semuanya, Pokoknya didandanin biar kaya ulama dan suruh ngomong dengan materi yang sudah disiapkan oleh mereka-mereka yang memang benci sama Islam tadi, nahh cara ini adalah cara yang jauh lebih bahaya dari pada cara yang pertama, karna yaa tadi, penampilan mereka layaknya ulama, gaya bicaranya pun layaknya ulama dan dukungan dari medianya pun luar biasa besarnya, alhasil ummat Islam yang mungkin baru ingin belajar mendalami tentang agama, atau yang belajarnya setengah-setengah, ini rusak pola fikirnya, karna menurut mereka itu kan yang ngomong Ulama, berarti bener apa yang dibicarakannya, kalau yang ngomong politisi-politisi mungkin mereka bisa ga percaya dan ga yakin, tapi kalau yang bicara oknum Ulama ? Bisa diliat hasilnya sekarang di Indonesia beberapa tahun blakangan.
Lanjut lagi, fenomena-fenomena seperti itu, memang marak terjadi, dan menurut Tuan Guru KH Tengku Zulkarnain, “memang sengaja ummat Islam nih dirusak pola fikirnya, dijauhkan dari agama, ga boleh ngomong-ngomong politik di Masjid, Masjid itu tempat ibadah, pookoknya adem, kalau ngasih tausiah harus yang adem, jangan bawa-bawa politik, iyaa laah sekarang lihat hasilnya ? kita dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang ga perduli dengan Islam sama sekali, tapi nanti giliran kampanye masuk masjid pake peci bawa amplop, kampanye dehh, memangnya yang kaya gitu bukan politik ??”.
Jadi kesimpulan yang saya Tarik adalah, di Masjid boleh bicara politik tapi nantii, kalo udah deket-deket musim pemilu, ckckckckckckc. Jadi mereka-mereka yang ga suka sama agama ini pada akhirnya pake agama juga, tapi buat menuntaskan nafsu nya, yaitu jabatan, tahta dan harta tentunya, setelah itu semua terwujud dan terpenuhi, lempar lagi jauh-jauh agama dari kehidupan bernegara, terus begitu, siklusnya akan terus berulang sampe kapanpun, dan kita Ummat Islam, dan segenap rakyat Indonesia dimanapun kalian berada, sadar lahh, Politik itu penting, dan ber politik itu ga harus terjun ke partai lalu bicara di media, ga, ga Cuma se simple itu, jangan pernah golput setiap kali ada pemilihan, itu sudah berpolitik, memilih pemimpin yang sesuai dengan yang diajarkan Baginda kita Rasulallah saw, itu sudah berpolitik dalam agama, tanpa kita harus bilang-bilang ke orang lain, mudah kan ? pokoknya jangan ga perduli dengan politik, karna seperti yang dikatakam Pa Kyai tadi diatas, Ummat Islam yang ga perduli dengan politik, maka akan dipimpin para politikus yang ga perduli sama sekali dengan Islam.
Dan dalam kesempatan kali ini, saya juga ingin membahas, tentang maraknya kasus penista-penista agama yang makin bertebaran di Indonesia setiap harinya, dan mereka seolah kebal hukum, andaikan ditangkap, mudah sekali terbebasnya, cukup minta maaf dan buat surat pakai matrai 6000, selesai, lalu juga ada ketimpangan sosial yang makin hari makin jelas terlihat dan makin terasa efeknya, percayalah itu semua karna kita ummat islam pernah berfikir untuk tidak berpolitik alias golput, akhirnya suara kita dipergunakan oleh orang-orang yang memang punya kepentingan guna menuntataskan nafsu dan ambisi mereka, alhasil lihatlah sekarang, lihatlah negeri kita tercinta ini, kira-kira makin hari, makin baik dan makin berdaulat apa makin kacau balau disemua sektornya ? kira-kira pemimpinnya lebih banyak yang amanah, atau lebih banyak yang ingkar ? Tanyalah itu pada hati Nurani anda masing-masing.
Terus juga saya ingin menambahkan perihal Masjid yang katanya tidak boleh didalamnya bahas-bahas tentang politik, untuk ini saya akan mengutup kata-kata dari Tuan Guru Ustad Abdul Somad, beliau pernah berkata dalam suatu kajiannya, “Sejak dahulu, sejak zaman Rasulallah saw, masjid dipergunakan bukan hanya untuk tempat ibadah semata, tercatat dahulu bagaimana Rasulallah saw dan para sahabat selain sholat, Masjid juga dijadikan sarana dakwah menyampaikan wahyu dari Allah swt kepada Ummat, lalu juga dipergunakan untuk berdiksusi membahas masalah-masalah yang ada pada ummat, hingga membahas dan merencanakan strategi perang, itu semua didalam Masjid, bahkan halaman/serambinya pun bisa digunakan untuk tempat beristirahat, jadi kalau dibilang tidak boleh berpolitik didalam Masjid, dan Masjid hanya boleh untuk ibadah semata, itu sempit pemikirannya, karna Rasulallah saw membahas masalah ummat dan apa-apa yang kiranya dibutuhkan ummat, hingga merancang strategi perang, itu didalam Masjid, dan itu politik namanya”
Jadi kesimpulannya, Masjid adalah wadah pemersatu Ummat Islam, karna didalam Masjid ummat Islam berkumpul menjadi satu tanpa memandang golongan, jabatan, suku, ras, warna kulit, semuanya berada dalam satu tempat dan meng Agungkan nama Allah swt, sehingga muncul dan kuat lah rasa cinta terhadap agama ini, muncul rasa ingin selalu melakukan yang Hak dan mencegah yang Batil, dan itu semua lah yang sangat ditakuti oleh mereka yang tidak suka dengan kebangkitan Islam, karana jika itu terjadi menurut mereka, Cuma ada 2 kemungkinan, mereka binasa, atau pada akhirnya tunduk dengan aturan Islam.
Dan memang saya setuju, memakmurkan Masjid indikatornya bukan hanya kita ramai-ramai sholat di Masjid, itu juga, tapi masih banyak lagi, diantaranya adalah menjadikan Masjid sarana pemersatu ummat seperti yang dicontohkan oleh baginda Rasulallah saw, kalau dizaman sekarang banyak Masjid yang lantai dasarnya itu kalau sore dijadikan tempat mengaji dan menuntut ilmu agama untuk para anak-anak, atau halamannya bisa dijadikan arena Latihan silat juga, atau sering mengadakan banyak kajian Islam yang tentunya dipanitiai oleh para DKM atau Remaja Masjid setempat, sehingga orang datang ke Masjid bukan hanya sekedar untuk Sholat dan numpang Istirahat saja, tapi Masjid juga menjadi wadah ilmu pengetahuan seputar agama dan tentunya mencerdaskan kehidupan Ummat, lalu saya katakan, inilah politik, inilah salah satu cara berpolitik dalam Islam, membuat strategi bagaimana Ummat Islam bisa cerdas-cerdas semua, dimana ummat Islam bisa kokoh karna sering menjalin silaturahmi, itu strategi Politik namanya, dan semua itu dimulai dari Masjid sebagai wadahnya, atau lebih hebatnya lagi yuuk para panita Masjid, kita pasang wifi didalam Masjid supaya anak-anak kita yang harus sekolah secara online dimasa pandemi Corona ini, bisa melakukannya didalam Masjid, ketimbang harus di café maupun di warnet ? Tentu orangtua juga akan lebih tenang jika si anak melakukan sekolah online di dalam Masjid, dan ini bisa jadi terobosan yang sangat luar biasa tentunya, karna sejak kecil, sejak massa sekolah, anak-anak sudah diajarkan untuk rajin datang ke Masjid untuk mengererjakan hal-hal yang sekiranya membawa manfaat,dan ini juga saya katakan, namanya POLITIK, Politik dalam bagaimana membangun jiwa cinta terjhadap Masjid sedari kecil, kira-kira begiulah judulnya, dan seharusnya semua hal itu sah karna diatur dalam UUD 1945, dikatakan bahwa negara menjamin hak tiap-tiap pemeluk agama menjalankan perintah agamanya masing-masing secara total, kurang lebih begitu lah bunyinya, jadi yang siang malam bicara jangan bawa-bawa politik ke dalam Masjid, itu Cuma ada 2 kemungkinannya, pertama ilmu agamanya masing belum dalam, kedua yaa itu tadi, orang gajelas yang nyamar pura-pura jadi Ulama.
Bagian penutup sekaligus kesimpulan penuhnya adalah, Jadi masih mau nih Ogahh sama Politik ? yaa silahkan, karna nanti kita terutama ummat Islam punya pemimpin yang boro-boro mikirin Islam, mikirin kesejahteraan rakyatnya semua se Indonesia aja ogah, yang ada difikirannya Cuma bagaimana memepertahankan jabatan, bagaimana punya banyak harta, bagaimana dia dan keluarganya serta orang-orang yang segolongan dengannya semua sejahtera, yang lainnya mati kelaparan pun mereka ga akan ambil pusing. Jadi, minimal jika belum bisa kita terjun ke politik langsung dengan tindakan nyata menjadi seorang politikus yang cinta dengan Islam, minimal kita lakukan politik dengan cara yang paling rendah serendah rendahnya, yaitu pilihlah pemimpin dengan coblosan tangan kita ini, pemimpin yang sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al Quran dan apa yang diajarkan oleh Baginda kita Rasulallah saw, say no to Golput, jangan pernah ga milih alias Golput, karna itu adalah hak kita untuk berpolitik menentukan masa depan kita ini, kalau kita sampai Golput, yang ada hak suara kita akan dipergunakan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab pastinya, relakah anda ? Dan tentunya juga nanti dari yang Golput ataupun yang milih,ataupun yang mencurangi hasil pemilihan jika ada, itu semua nantinya akan dimintai pertangung jawaban langsung dihadapan Allah swt di hari Penghakiman nanti.
Ummat Islam wajib berpolitik, Ummat Islam wajib memilih menentukan sikap dan tindakan, Ummat Islam wajib punya pemimpin yang cinta dengan Islam, Ummat Islam wajib Bersatu, dan semua itu bisa terwujud jika kita semua Ummat Islam mau melek dengan Politik yang merupakan salah satu wujud Jihad kita menolong agama Allah swt, karna dengan berpolitik, nantinya kita akan punya pemimpin-pemimpin yang juga cinta dan selalu ingin menolong agama Allah swt ini kedepannya.
Baiklah, sekian dulu tulisan saya kali ini, terima kasih jika kiranya anda-anda sudah sudi membaca artikel yang memang ga WOW ini, tapi mudah-mudahan ada manfaatnya, oke lah lebih kurangnya mohon maaf jika dalam tulisan ini ada kalimat-kalimat saya yang menyinggung, tapi percayalah itu Cuma sudut pandang saya semata aja dan ga ada niat ingin menjelekkan sedikitpun.
Assalamuallaikum. Wr.wb.
Komentar
Posting Komentar