Filosofi Rumah
Filosofi Rumah
By : Firli Ardrian
Assalamuallaikum wr.wb
Apa kabar semuanya ? Semoga para pembaca diberikan Kesehatan selalu dan fikiran yang jernih agar selalu berfikir positif dalam kesehariannya yaah hehe. Seperti judulnya, kali ini saya akan membahas tentang Rumah, apa itu Rumah ?, bagaimana itu Rumah ?, kenapa Rumah ? Dan apa saja yang bisa disebut Rumah, Inn Syaa Allah kita akan membahasnya satu persatu dalam tulisan ini, dan sebelumnya saya juga ingin mengingatkan, bahwa tulisan ini adalah murni pemikiran dan pendapat saya yang saya rasakan dan saya lihat selama hidup saya, jadi andaikan nanti ada kalimat atau pandangan yang tidak sesuai, mohon maaf sekali dari saya yang sebesar-besarnya. Baiklah, tanpa perlu berlama-lama lagi, langsung saja kita bahas tentang tulisan kali ini yang berjudul Filosofi Rumah
Hmm, dulu kira-kira zaman kita masih SD, itu ada pertanyaan dari guru seputar apa-apa saja yang dibutuhkan manusia selama hidup ? lalu kita menjawab yaitu Sandang, Pangan, Papan, dan rumah adalah masuk kedalam kategori Papan, lalu kita ditanya apakah funsgi rumah bagi keberlangsungan hidup ? Maka kita akan menjawab, untuk tempat istirahat, untuk berlindung dari segala jenis perubahan cuaca, untuk berlindung dari binatang buas, dll pooknya jawaban umum yang mungkin kita semua tau, namun itu semua hanyalah gambaran umum, tapi, apakah esensi sebeneranya dari rumah itu sendiri ? Dan untuk menjawab pertanyaan itu, saya buka dengan kalimat bijak dari salah satu tokoh dalam karakter Anime yang juga sudah sangat terkenal, yaitu Uzumaki Naruto, dalam film Naruto, dia bilang, “Rumah adalah tempat dimana masih ada orang-orang yang mengingat dan menyayangimu”, dan dari kalimat si Naruto tersebut, bisa kita kembangkan dalam dunia kita ini, kalau Filosofi Rumah, bukan hanya yang kita sedang tempati sekarang, namun Kampus kita, tongkrongan kita, kampung halaman, Masjid, atau rumah mertua mungkin, itu bisa jadi Rumah untuk diri kita, asalakan disana ada orang-orang yang menyayangi kita, mengingat kita, itu bisa jadi surga kecil kita didunia, karna disana kita bisa menemukan kenyamanan dan keamanan pastinya.
Sebagai contoh, di Indonesia ini ada namanya istilah mudik, dimana orang-orang yang dahulu kala ber Urbanisasi ke Kota untuk mengadu nasib/mencoba peruntungan, lalu mereka menetap di kota itu, dan pada saat moment Hari Raya seperti Lebaran Idul Fitri atau Tahun Baru, mereka berbondong-bondong pulang ke kampung halamannnya, sampai rela macet-macet perjalanannya kalau yang via darat, atau rela menyebrangi lautan bagi yang via laut, atau naik pesawat bagi yang punya uang lebih, itu semua mereka lakukan agar bisa sekedar silaturahmi dengan keluarga yang ada dikampung halamannya, dimana masih ada orang-orang yang merindukan mereka disana, ga perduli biaya dan tenaga yang harus mereka keluarkan, dan saya ga pernah menyalahkan mereka yang mudik, dengan tudingan bikin macet lah, buang-buang tenaga lah, dll, karna walaupun saya orang Jakarta dan Jakarta adalah kampung halaman saya alias ga punya kampung, tapi saya faham dan mengerti bagaimana perasaan rindu mereka terhadap kampung halamannya, karna kebetulan tetangga saya pun banyak yang mudik setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, saya melihat wajah-wajah bahagia sekaligus ga sabar mereka semua yang ingin pergi mudik, dan hal yang membuat mereka sampai demikian adalah, karna disana adalah rumah sejati mereka, dimana orang-orang yang mengingat mereka dan menyayangi mereka berada disana, yang akan selalu menunggu kedatangan mereka untuk merayakan moment bahagia bersama.
Lalu bagaimana dengan Kampus ? atau Sekolah ? Ini partanyaan anak-anak muda dan Mahasiswa biasanya, yaa jawabannya adalah sama dengan, di kampus/ di sekolah, ada teman-teman kita, teman-teman seperjuangan yang selalu berbagi hari dengan kita, berbagi suka dan duka hampir setiap harinya dikampus, tertawa bersama, main bersama, atau ngegosip bersama mungkin, semua itu berlalu begitu saja dan ga terasa waktu terlewat dengan cepatnya, tahun-tahun yang kita lewati bersama teman-teman kita di Kampus/sekolah itu pergi dengan cepatnya, bahkan kalau udah masuk masa liburan semester, seminggu pertama mungkin masih asik liburan dirumah, ga harus kuliah, bisa jalan-jalan, tapi lama kelamaan ? Pasti akan rindu yang namanya suasana Kampus/sekolah, mungkin bukan karna proses belajarnya, namun karan suasana kekeluargaan yang tercipta disana, itulah kenapa moment kelulusan selalu jadi moment Haru bagi semua, bukan karna perpisahannya semata, tapi karna kita seolah kehilangan salah satu Rumah kita dimana kita juga bisa merasakan bahagia saat berada disana, yaa walaupun masih bisa lah kita ketemuan sama teman-teman kita saat dikampus/sekolah dulu, namun pada hakekatnya, saat kita memasuki zona baru dengan suasana dan orang-orang yang baru, apalagi orang-orang itu juga ternyata baik-baik dan bikin kita nyaman, maka memory tentang kenangan yang lama, akan dengan sendirinya perlahan tergantikan, rumah yang lama akan segera tergantikan dengan rumah yang baru. Namun sebagai saran yang juga saya kutip dalam Novel Raditya Dika yang berjudul Manusia Setengah Salmon, disitu dia bilang, “walaupun berat, perpindahan akan selalu ada, kelulusan pasti terjadi, namun pindah ketempat yang baru bukan berarti harus melupakan yang lama”, dah segitu aja, udah pada faham kan maksut kalimatnya ? biarpun singkat namun jelas apa yang harus kita lakukan saat nanti udah sampai dan menemukan suasana baru, dirumah yang baru, Goodluck buat temen-temen yang sebentar lagi akan memasuki fase pindah rumah yang seperti itu.
Kenanglah selalu moment kerbersamaan kalian, dirumah kalian itu, karna setelah semua berlalu, kadang kenangan hanya akan menjadi haru jika diingat.
Lalu bagaimana dengan rumah yang sedang kita tempati sekarang ? Yaa jelas sudah pasti itulah jantung kehidupan kita istilahnya, dimana keluarga inti kita dari mulai Papa, Mama, Kakak, Adik, semua berada disana, bercengkrama setiap harinya, berbincang setiap harinya dan selalu menjadi obat Lelah bagi kita setelah pulang dari bekerja seharian, dan berkat efek magis dari sakralnya rumah kita itu, Lelah dan penat seharian seolah hilang dalam senyum bahagia yang terpancar saat memuka pintu rumah.
Saya masih ingat zaman saya umur sekitar 5 tahun dulu, masih TK kayanya, adik saya pun bahkan belum sekolah, ini sekedar cerita pengalaman aja yang kebetulan pas sama judul tulisan kali ini, jadi dulu Papa saya bekerja sebagai Securty disebuah Mall di Jakarta, dan saat itu kita belum punya ruamah sendiri, rumah yang kita tempati adalah rumah milik kantor untuk Karyawannya, sederhana memang, ga begitu besar, bahkan saat itu kita belum punya TV, hanya ada Radio, dan jika Papa saya masuk pagi, itu setiap malam saya bersama adik dan Mama , selalu menunggu Papa pulang jam 7 Malam, baru setelah itu kita makan malam bersama, sebelum Papa pulang, biasanya kita dengerin Radio, atau Mama mulai bercerita tentang hal apapun yang bisa diceritakan ke anak-anaknya, lalu setelah Papa pulang, kita makan dan sambil bincang-bincang ceria disela-sela makan malam. Setelah itu Papa suka cerita tentang apa yang dilewatinya hari itu, dan ga jarang sambil ngelucu, atau berguyon hehe, saya sampai sekarang masih ga nyangka kalau saya pernah ada dimasa-masa kaya gitu, dimana TV belum punya, HP belum punya, tapi kita menikmati banget yang namanya esensi hidup didalam rumah, tidur umpel-umpelan, makan dilantai beralaskan tiker, rumahnya juga cukup sederhana dan ga terlalu besar, namun yang saya rasakan saat itu adalah sama sensasinya kaya tinggal di sebuah Istana, dimana hanya ada kebahagiaan yang ada didalamnya.
Dan ini juga saran saya untuk teman-teman yang baru lulus kuliah, baru kerja dan punya niat akan segera menikah, Jika kalian bisa, beli lah rumah, nyicil dari sekarang, atau minimal kontraklah rumah kalau nanti sudah menikah, saya setuju dengan ungkapan kebanyakan orang, bahwa setelah menikah, lebih baik kita pergi dan ngontrak disebuah rumah yang sederhana, ketimbang harus tinggal bersama orang tua/mertua, kenapa ? Karna jelas, rumah, apalagi yang baru menikah dan memulai bahtera rumah tangga, itu ibarat dunia kecil kita, dimana kita bersama istri bisa bebas berbicara dan merencanakan masa depan bersama tanpa harus bergantung dan takut didengar oleh orang tua/mertua, kita bebas melakukan hal apapun didalam rumah kita sendiri tanpa harus merasa diawasi selain diawasi oleh Allah swt, kita bebas membangun keluarga kita sesuai apa yang hati kita inginkan dan dengan pemikiran kita sendiri tanpa harus khawatir di dikte oleh orang tua/mertua, pokoknya kita menemukan dunia kita sendiri lah, dan moment saya/kita sebagai laki-laki sekaligus calon Pemimpin rumah tangga, akan jadi lebih berkembang dan matang secara pemikiran dan sikap, lalu bagi perempuan, nantinya kalian pun akan lebih leluasa mendidik anak-anak kalian dengan cara dan metode masing-masing tanpa harus merasa diawasi oleh pihak lain dan jika ragu pun, kalian bebas bercerita/curhat/berdisksui dengan suami tanpa khawatir ada intervensi dari pihak lain (ngerti lah maksutnya siapa), bebass, kita bisa bangun cerita kita sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain. Dan bagi yang lebih berani untuk membeli rumah dengan system nyicil/KPR, sekarang juga kan udah banyak KPR dengan cicilan ringan bahkan dapet subsidi, dan lebih keren lagi udah banyak juga yang Syariah, jadi kita ga perlu khawatir akan riba dan sejenisnya, hehe looh kok jadi kaya Marketting rumah ini jadinya hihihihihihi.
Pointnya adalah, bagi yang sudah menikah atau yang ingin menikah, bangunlah rumahmu sendiri, entah dengan cara membeli cash kalau mampu, atau pun dengan cara nyicil, ataupun ngontrak rumah, dan ukuran rumahnya ga selalu jadi patokan, mau besar ataupun kecil, yang terpenting adalah itu rumah kita sendiri, itu milik kita sendiri, dan itu adalah dunia kecil milik kita sendiri, dimana kita bebas berkembang dan merencanakan apapun untuk masa depan keluarga tanpa ada campur tangan dari siapapun, dan merasa was was serta merasa selalu diawasi, kecuali diawasi oleh Allah swt, itu pasti..
Dan terakhir, bagaimana dengan Masjid ? Khusus yang ini, kalau yang lainnya adalah demi kenyamanan dan kebahagiaan pribadi/keluarga secara umum, namun Khusus Masjid adalah demi kebahagiaan Ummat dan keridhoan dari Allah swt Tuhan semesta alam, karna jika kita, terutama saya sebagai seorang Muslim, merawat dan menghidupkan Masjid, merasa nyaman jika berada di Masjid, itu bukan hanya kita menolong saudara-saudara serta keluarga kita sesama ummat Islam, namun juga kita mendapatkan banyak rahmat dan kasih sayang dari Allah swt, karna sesuai dengan yang diajarkan dan disampaikan oleh Tuan Guru KH. Tengku Zulkarnain, “Masjid adalah rumah Allah, tapi bukan berarti Allah tinggal di Masjid, namun karena disana banyak dan tercurahkan seluruh rahmat serta kasih sayang Allah swt, jadi dinamakan rumah Allah, dan sudah barang tentu, Allah swt akan senang dan ridho jika kita meramaikan dan menghidupkan rumahnya demi kepentingan ummat, demi kepentingan agama”.
Oleh karna itu, Masjid ibarat rumah kita bersama ummat Muslim, sudah kewajiban kita untuk menjaga rumah itu dan membuatnya jadi bermanfaat untuk banyak orang, untuk kepentingan Ummat, karna disana, turun rahmat dari Allah swt yang tak ternilai harganya. Karna Masjid, adalah rumah bagi seluruh Ummat Islam.
Kesimpulan : Jadi, rumah adalah tempat kita merasa nyaman, bahagia dan juga merasa dicintai oleh semua orang yang ada didalamnya, dimana menyejukan ketika panas, dan menghangatkan ketika dingin, bukan karna ukurannya, namun karna disana kita bisa merasakan arti dari hidup ini, arti dari cinta, arti dari kasih sayang dan arti dari kebersamaan, oleh karna itu tempat apapun berpotensi menjadi rumah untuk kita, seperti kampus, Masjid, kantor, dll sebagainya, selama disana masih ada orang yang mengingat dan merindukan kita, itulah tempat yang bisa disebut rumah, kata Uzumaki Naruto.
Baiklah, sekian dulu tulisan saya kali ini, mohon maaf jika bukan tulisan yang bagus dan menghibur, tapi semoga ada manfaat buat para pembaca sekalian, dan semoga dilain kesempatan, saya bisa menulis dengan ssuatu hal yang lebih menarik dan juga lebih baik lagi pastinya, Aamiin, mohon doanya aja yaah hehe.
Kalau begitu, sekian dari saya, lebih kurangnya mohon maaf, Assalamuallaikum wr.wb
Waalaikumsalam warahmatullah mantap om
BalasHapusTerima kasih Ul
Hapus